Pages

Selasa, 05 Juli 2011

Rangkaian Prosesi Adat Pengantin Jawa

Sebelum melakukan upacara pernikahan adat Jawa, masing-masing calon pengantin melakukan rangkaian prosesi pre-wedding. Dalam sebuah rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa, mula-mula melakukan tahap mandi lulur (body scrubbing) untuk mengangkat jaringan kulit mati, serta membuat kulit menjadi kuning langsat, lembut, bersih, segar dan harum. Kemudian, calon pengantin diberikan jamu perawatan untuk meningkatkan vitalitas tubuh.
Sehari sebelum menikah, masing-masing calon pengantin melakukan upacara siraman yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga. Namun, sebelum siraman dimulai, masing-masing calon pengantin sungkeman kepada kedua orangtuanya.

Air yang digunakan untuk siraman merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Banyu Perwitosari, yang jika memungkinkan diambil dari tujuh mata air dan melambangkan kehidupan.
Sebelum acara siraman dilakukan pemasangan bleketepe atau tarup oleh orang tua pengantin wanita .
Acara siraman diawali oleh orangtua dan ditutup oleh Pemaes (orang yang bertanggungjawab mengatur jalannya prosesi pernikahan adat Jawa), yang kemudian dilanjutkan dengan memecahkan kendi  (Pecah kendi pratolo) dilanjutkan gendongan yaaitu orang tua (Bapak) menggendong pengantin untuk meninggalkan tempat siraman menuju ruang ganti busana. setelah upacara siraman berlangsung,dilanjutkan dengan acara pangkas rikmo orangtua bapak menggunting rambut anak perempuannya lalu menanam potongan rambut tsb. di halaman rumah. yang memiliki makna bahwa pengantin siap untuk menikah.
Setelah upacara pangkas rikmo , pengantin masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian, serta mulai untuk dipasangkan paes yang pada setiap ukirannya sarat akan arti dan filosofi tentang hidup.
Dilanjutkan dengan acara Midodareni.
Tahap selanjutnya ialah upacara panggih atau temu yang mengawali acara resepsi. Pada upacara ini kembar mayang akan dibawa keluar rumah dan diletakan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat. Kembar mayang adalah karangan bunga yang terdiri dari daun-daun pohon kelapa yang ditancapkan ke sebatang tanggul kelapa yang memiliki makna luas.

Adapun urut-urutan dari prosesi panggih dimulai dari upacara sanggan. Yaitu anggota keluarga pria dari perwakilan mempelai pria membawa pisang yang diberikan kepada ibu mempelai wanita. Ini bermakna bahwa keluarga mempelai wanita telah menerimanya sebagai anggota keluarga.

Tahap selanjutnya ialah lempar sirih. Mereka melempar dengan penuh semangat dan tertawa. Dengan melempar daun sirih satu sama lain, melambangkan cinta kasih dan kesetiaan. Dilanjutkan dengan tahap wijik dadi, yaitu injak telur. Di mana calon mempelai pria menginjak telur sampai pecah dengan kaki kanan. Proses ini bermakna bawha suami akan bertanggungjawab terhadap istri dan keluarganya.

Selanjutnya tahap sindur binayang. Di dalam ritual ini ayah pengantin perempuan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan, ibu pengantin perempuan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa sang ayah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan sang ibu memberikan dukungan moral.

Lalu dilanjutkan dengan pangkon. Di dalam ritual ini pasangan pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan, dan sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama, berarti bahwa cinta mereka sama-sama kuat dan juga sebagai tanda kasih sayang orangtua terhadap anak dan menantu sama besarnya.

Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi kacar kucur di mana mempelai pria akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap) ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah. Pengantin perempuan menerima hadiah ini dengan dibungkus kain putih yang ada di pangkuannya sebagai simbol istri yang baik dan peduli.

Dilanjutkan dengan dahar klimah, di mana kedua mempelai saling menyuapi makanan yang bermakna akan hidup bersama dalam susah dan senang. Setelah itu, ngunjuk taya wening yaitu saling memberi minum yang bermakna kehidupan pernikahan akan langgeng sampai akhir hayat.

Tahap berikutnya ialah tilik pitik. Yaitu kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita menyambut kedua orangtua mempelai pria. Kemudian, setelah rangkaian-rangkaian prosesi di atas dilalui barulah kedua mempelai sumgkeman pada kedua orangtua dari mempelai pria dan wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar